Pandemi COVID-19 yang mekanda lebih dari 200 negara di dunia, telah memberikan tantangan tersendiri bagi pemerintah khususnya di bidang pendidikan. Akibat terjadinya pandemi COVID-19 ini, banyak sekali dampak – dampak yang dirasakan di semua kalangan masyarakat, baik itu masyarakat dari kalangan atas hingga menengah. Begitu juga dengan dunia pendidikan di Indonesia. Dengan keadaan yang sedang terjadi saat ini, pemerintah menyiasati melakukan pembelajaran secara daring atau online.
Melalui pembelajaran secara daring atau online, pembelajaran tidak terbatas oleh ruang dan waktu sehingga interaksi antara guru dan siswa dapat berjalan kapanpun dan dimanapun. Namun, terdapat beberapa kendala yang menghambat proses belajar siswa selama belajar di rumah. Pada kesempatan kali ini, saya akan membahas mengenai kendala – kendala tersebut. Simaklah penjelasan berikut ini.
Menurut Yusra Tebe, Konsultan Nasional Pendidikan dalam Situasi Darurat, UNICEF-RDI, saat ini terdapat lebih dari 60 juta siswa di Indonesia yang tidak dapat bersekolah akibat pandemi COVID-19. Siswa – siswa tersebut tidak dapat bersekolah karena beberapa alasan, mulai dari terkendala akses internet, akses listrik, dan pembelajaran offline yang masih terbatas. Masalah yang muncul saat proses pembelajaran dari rumah ini diambil dari hasil pengumpulan pendapat yang dilakukan oleh UNICEF melalui pada tanggal 5 – 8 Juni 2020 dengan jumlah 4.016 orang dengan rentang usia 14 – 24 tahun.
Di masa pandemi COVID-19 ini, kita dituntut untuk mengurangi aktivitas di luar rumah, hal tersebut berlaku untuk semua orang, tak terkecuali anak – anak. Keadaan ini membuat anak menjadi kekurangan ruang untuk berinteraksi hingga tak dapat bersosialisasi. Selain itu, anak juga menjadi mudah stress sehingga menyebabkan kesehatan mentalnya menjadi menurun yang kemudian dapat berdampak pada penurunan kemampuan belajar anak. Maka dari itu, dibutuhkan kerjasama di semua pihak untuk mengatasi hal ini. Misalnya saja dengan mengimbangi kegiatan belajar dengan kegiatan bermain anak, sehingga anak tidak merasa penat dan bosan ketika harus melakukan pembelajaran di rumah.
Hasil survey cepat pembelajaran dari rumah selama COVID-19 pada bulan april menunjukkan bahwa guru yang memberikan pembelajaran dari rumah juga mengalami hambatan. Hambatan – hambatan itu serupa dengan para siswa, diantaranya adalah kesulitan dalam hal akses internet dan akses listrik. Selain itu, para guru juga mengalami kesulitan dalam mengamati perkembangan siswa selama proses pembelajaran di rumah ini berlangsung. Para guru juga mengalami kesulitan dalam melakukan koordinasi oleh para orang tua siswa. Banyak dari mereka yang belum mampu mengoptimalkan penggunaan mesin digital, bahkan ada yang tidak memiliki perlengkapan yang dibutuhkan, seperti laptop dan komputer.
Seperti itulah sedikit penjelasan mengenai kendala – kendala yang terjadi selama proses belajar di masa pandemi COVID-19 sedang berlangsung. Untuk mengatasi kendala – kendala ini, diperlukan peran dari semua kalangan masyarakat. Mulai dari pemerintah, guru, orang tua siswa, dan tentunya siswa itu sendiri. Semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih.